Rabu, 14 Juli 2010

MENGGAPAI SURGA DENGAN ISTIQOMAH

oleh: Nur Kholis Faturrohim.


""""Pada akhir zaman nanti orang yang memegang sunnah Nabi Muhammad SAW` (mengikuti sunnah Rosululloh SAW`) ibarat memegang bara api…………….""""
Itulah gambaran betapa sulitnya tsabat (teguh) diatas manhaj kebenaran yang berlandaskan Al-qur'an dan Sunnah.

Alloh swt berfirman
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Artinya," Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
istiqomah adalah jalan yang jitu untuk mendapatkan surga setelah mereka beriman kepada alloh swt . Sebuah janji alloh swt yang pasti kebenarannya dan tidak diragukan lagi. Akan tetapi untuk merealisasikannya bukanlah perkara yang mudah, mereka harus rela berkorban waktunya, hartanya, bahkan nyawanya demi tetap istiqomah diatas jalan kebenaran. Banyak dari sahabat-sahabat rosululloh saw yang mengukir sejarah dengan darah kala ujian menghampirinya, sahabat bilal bin robbah, sahabat amar bin yasir, sahabat mus'ab bin umair dan masih banyak lagi sahabat-sahabat Rosululloh saw . Sebaliknya banyak juga dari sahabat Nabi saw yang gugur dari ujian tadi padahal hanya permasalahan yang sangat sepele, salah satunya adalah Rojal bin kunfuwah, salah seorang sahabat Rosululloh ` yang murtad ketika pemberantasan Nabi palsu yang dilakukan oleh sahabat Abu Bakar As-sidiq dan terkenal dengan perang Yamamah
Tidak menuntut kemungkinan ujian yang dialami oleh para sahabat tadi akan kita temui yang akan menghadang kehidupan kita. Padahal kita tidak tahu kapan maut menjemput kita. Lantas apakah kita mau mati dalam keadaan su'ul khotimah…? tentu saja tidak, pastilah husnul khotimah yang kita inginkan. maka sudah menjadi kewajiban bagi pribadi mukmin tiap saat dan tiap waktu untuk beristiqomah untuk memegang al-quran dan sunnah serta melaksanakan perintah alloh f dan Rosul-Nya.
Ada beberapa tips untuk menjaga keistiqomahan sampai ajal menjemputnya, diantaranya adalah:

1. . Mengikhlaskan niat saat melakukan amalan-amalan ketaatan
Inilah pintu yang utama, yaitu pintu yang dapat mengantarkan seseorang untuk dapat istiqamah dalam hidupnya sehingga ia dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan bahagia. Alloh ta'ala berfirman.;
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Artinya, “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan Tuhannya dengan seorangpun dalam melakukan ibadah kepada-Nya”. (Al-Kahfi: 110)
Setiap mukmin harus mengiklaskan niat setiap beramal, dan membersihkan hatinya dari sifat ingin dipuji dan didengar orang lain, dan tujuan-tujuan duniawi yang lainnya saat melakukan ketaatan kepada alloh ta'ala.
Jika harus senantiasa mengoreksi, memperbaharui, dan menjaga niat amalan kita agar selau hanya untuk Alloh f , mengapa tidak, bahkan suatu keharusan.

2. Muroqobah
Muroqobah adalah perasaan seorang hamba akan control ilahiah dan kedekatannya dirinya kepada alloh atau dalam artian yang lain merasa diawasi diawasi oleh alloh f. Hal ini diimplementasikan dengan mentaati seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya, serta memiliki rasa malu dan takut, apabila menjalankan hidup tidak sesuai dengan syariat-Nya. Alloh f berfirman,;
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الأرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya, “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (al-Hadiid (57) : 4)
Rasulullah saw. bersabda-ketika ditanya tentang ihsan, “Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, dan apabila kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat kamu.” (HR al-Bukhari)

3. Membaca Siroh As-Salafussholeh
Ini factor yang penting untuk menjaga keistiqomahan dalam meniti kebenaran. Karena membaca perjalanan hidup orang yang zuhud akan mentarbiyah hatinya supaya zuhud. Membaca perjalanan hidup para mujahid dan para syuhada' akan menjadikan hatinya ingin seperti mereka, dan berandai-andai menjadi salah satu diantara mereka. Bahkan dengan membacanya seseorang dapat merasakan bahwa dirinya tengah hidup.

4. memilih teman yang baik.
Sudah sering kita dengar hadits yang masyhur dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang gambaran teman yang baik dan teman yang buruk, dimana Beliau ` mengumpamakan teman yang baik sebagai penjual minyak wangi dan teman yang buruk sebagai tukang pandai besi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Tentang si penjual minyak wangi, kalau engkau tidak membeli minyak wanginya maka engkau akan medapatkan bau wanginya. Adapun tentang si tukang pandau besi, kalau engkau atau bajumu tidak terbakar maka engaku akan mendapatkan bau yang tidak enak.” (HR. Bukhori, no 1959)
Teman yang baik akan membantu kita untuk dapat istiqamah di jalan Allah, namun sebaliknya teman yang buruk akan menggelincirkan kita dari jalan istiqamah dan bahkan justru dapat mencelakakan kita. Kalau kita ingat sejarah nabawiyah, paman Rosululloh, Abu Thalib, yang di akhir hayatnya enggan mengucapkan syahadat, karena apa? Karena teman yang buruk saudaraku. Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah di samping nya selalu menimpali perkataan Rosululloh, mereka mengingatkan terus tentang agama leluhurnya, dan akhirnya teman yang buruk tersebut menjadi sebab kehancuran dirinya.

5. Mengunjungi orang-orang sholeh
Salah satu faktor untuk menjadi tsabat dijalan alloh yang memiliki pengaruh besar adalah mengunjungi orang-orang sholeh, para mujahid, ahli ibadah dan lain sebagainya. Jika perjumpaan dengan mereka saja bisa menjadi bekal dijalan iman, lalu dengan bermajlis bersama mereka,mendengarkan mereka, belajar dari mereka. Otomastis memiliki nilai lebih, karena mereka selalu mengingatkan kepada akherat, dan mengingatkan kepada kematian.

6. Mu'ahadah
Mu’ahadah yang dimaksud di sini adalah iltizamnya seorang atas nilai-nilai kebenaran Islam. Hal ini dilakukan kerena ia telah berafiliasi dengannya dan berikrar di hadapan Allah SWT.
Ada banyak ayat yang berkaitan dengan masalah ini, diantaranya adalah sebagai berikut.
وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنْقُضُوا الأيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
Artinya,“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (an-Nahl (16) : 91)
Dan alloh juga berfirman,:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (al-Anfaal (8) : 27)

7.Muhasabah
Muhasabah adalah usaha seorang hamba untuk melakukan perhitungan dan evaluasi atas perbuatannya, baik sebelum maupun sesudah melakukannya. Allah berfirman;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Hasyr (59) : 18)
Rosululloh ` bersabda yang artinya,:
“Orang yang cerdas (kuat) adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk hari kematiannya. Adapun orang yang lemah adalah orang yang mengekor pada hawa nafsu dan berangan-angan pada Allah.” (HR. Ahmad)
Umar bin Khattab ra berkata, “Hisablah dirimu sebelum dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang ….”

8. Mu'aqobah
Mu’aqabah adalah pemberian sanksi oleh seseorang muslim terhadap dirinya sendiri atas keteledoran yang dilakukannya.
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الألْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (al-Baqarah (2) : 179)
Generasi salaf yang soleh telah memberikan teladan yang baik kepada kita dalam masalah ketakwaan, muhasabah, mu’aqabah terhadap diri sendiri jika bersalah, serta contoh dalam bertekad untuk lebih taat jika mendapatkan dirinya lalai atas kewajiban. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa contoh di bawah ini.
1. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar bin Khaththab ra pergi ke kebunnya. Ketika ia pulang, maka didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan Shalat Ashar. Maka beliau berkata, “Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah shalat Ashar! Kini, aku menjadikan kebunku sedekah untuk orang-orang miskin.”
2. Ketika Abu Thalhah sedang shalat, di depannya lewat seekor burung, lalu beliau pun melihatnya dan lalai dari shalatnya sehingga lupa sudah berapa rakaat beliau shalat. Karena kejadian tersebut, beliau mensedekahkan kebunnya untuk kepentingan orang-orang miskin, sebagai sanksi atas kelalaian dan ketidak khusyuannya.

9. Mujahadah (Optimalisasi)
Mujahadah adalah optimalisasi dalam beribadah dan mengimplementasikan seluruh nilai-nilai Islam dalam kehidupan.
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya…” (al-Hajj (22) : 77-78)
“Rasulullah saw. melaksanakan shalat malam hingga kedua tumitnya bengkak. Aisyah ra. pun bertanya, ‘Mengapa engkau lakukan hal itu, padahal Allah telah menghapuskan segala dosamu?’ Maka, Rasulullah saw. menjawab, ‘Bukankah sudah sepantasnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur.’” (HR. al-Bukhari Muslim)

10. Berdo'a kepada alloh untuk diberi keistiqomaah.
Saudaraku, do’a adalah senjata seorang muslim yang paling ampuh. Oleh karena itu hendaklah seorang muslim banyak berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan.Dai antara do’a yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
يا مقلب القلوب ثبّت قلبي على دينك
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk selalu berada di atas agama-Mu” (HR. Tirmidzi, no 2066. Ia berkata: “Hadits Hasan”)
Rosululloh yang dijamin Allah masuk surga masih berdoa meminta perlindungan Allah, apalagi kita yang iman nya sangat sangat tipis dan labil.



0 komentar:

Posting Komentar