Rabu, 14 Juli 2010

MASA DEPAN GERAKAN KEBANGKITAN ISLAM

Seharusnya kita tidak ragu lagi atas janji-janji yang telah Allah Ta’ala firmankan lewat Rosul-nya(nabi Muhammad r). Seakan-akan itu semua merupakan bualan belaka, bila melihat realita dan kondisi umat Islam di era globalisasi ini. Nampaknya umat Islam hanya menjadi bulan-bulanan orang kafir atau menjadi kaum marjinal dan terkesan asing dan terbelakang atau seperti hidangan makanan yang lezat yang siap disantap. Orang-orang yang memiliki girah Islam yang tinggi, ingin melaksanakan syari’at Islam secara universal ternyata malah dituding sebagai biangnya teroris.

Janji Allah itu seakan tidak akan terealisasi melihat kondisi riil yang ada. Tapi itulah firman Allah ta’ala, Dia maha kuasa atas mahluknya, maha mengetahui apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi. Sudah menjadi kewajiban seorang muslim yang mengaku bahwa Allah sebagai robbnya, menerima apa saja yang difirmankan Allah lewat rosulNya. Bisa jadi akal tidak mampu menalarnya, tapi sejarah telah membuktikan realisasi janji-janji Allah tersebut.

Yang diantaranya Rosul telah mengabarkan bahwa ,’Sesungguhnya Allah telah menghimpun bumi untukku, maka kulihat sebelah timur dan sebelah barat, dan bahwa sesungguhnya umatku, kejayaannya akan mencapai yang telah diperlihatkan-Nya kepadaku.’.(’Muslim: 2889). Juga sabdanya,’sesungguhnya Allah akan membangkitkan untuk umat ini setiap awal seratus tahun seorang mujaddid yang mereformasi agamanya,’ (Abu Daud:4291).

Di tempat lain Rosululloh r bersabda,’adalah Nubuwah selama Allah menghendakinya berada. Kemudian berakhir, kemudian terjadi kekholifahan yang lurus menurut system kenabian selama Allah mengehendakinya berada, kemudian berakhir. Kemudian terjadi kerajaan yang keras selama Allah menghendakinya terjadi, kemudian berakhir. Kemudian terjadi pemerintahan penindasan (dictator) selama Allah menghendakinya terjadi, kemudian berakhir. Kemudian terjadi kekholifahan yang lurus menurut system kenabian meliputi seluruh bumi’.(Hadits riwayat Ahmad, majma’uzzawaa’id: 5/188)

Secara detail Syaikh Abdul Majid Aj-Jandani (QS.Al-iman: 98) telah merincikan beberapa janji-janji Allah Ta’ala kepada umat Islam di dunia ;

Pertama: kemenangan atas musuh-musuh mereka. Dalam firmanNya,’ Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman’. (QS.Ar-Ruum: 47)

Kedua: Pembelaan dari Allah Ta’ala. Dalam firmanNya,’ Sesungguhnya Allah membela oarang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat’. (QS. Al-Hajj: 38)

Ketiga: perwalian atas mereka. Dalam firmanNya,’Allah lah sebagai wali-wali orang-orang yagn beriman,’ (QS. Al-Baqoroh: 257)

Keempat: Memberikan petunjuk (hidayah) bagi mereka). Dalam firmanNya,’ dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus,’ (QS. Al-Hajj: 54).

Kelima: Orang-orang kafir tidak akan menguasai mereka. Dalam firmanNya,’ dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman,’ (QS. An-Nisa: 141).

Keenam: Kedudukan dan kekholifahan di muka bumi. Dalam firmanNya,’ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa.Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik,’ (QS. An-Nuur: 55)

Ketujuh: Diberikannya rizki yang baik. Dalam firmanNya,’ Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya,’ (QS. Al-A’rof: 96)

Kedelapan: Kemuliaan. Dalam firmanNya,’ Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu'min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui,’ (QS. Al-munafiqum: 8).

Kesembilan: Kehidupan yang bermakna. Dalam firmanNya,’ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,’ (QS. An-Nahl: 97)

Lebih lanjut beliau mengomentari bahwa bila kita melihat kondisi riil kaum muslimien hari ini, akan kita dapatkan bahwa apa-apa yang Allah janjikan tersebut belum nampak terealisasi. Dan yang bisa kita saksikan dikarenakan keimanan mereka menjadi melemah atau bisa jadi banyaknya tuntutan syar’I yang hilang tidak bisa dilaksanakan sehingga hilanglah semua janji-janji itu. Maka barangsiapa berada dalam keadaan seperti ini dia akan sengsara dengan tidak mendapatkan janji Allah di akhirat sebagaimana dia celaka di dunia.


SOLUSI TERBAIK
Seorang ulama besar, Muhammad bin Said Al-Qohtony (Daruttoyyibah:1995) memberikan solusi terbaik untuk keluar dari belenggu kehinaan yang menimpa kaum muslimien hari ini. Beliau katakan, bahwa tidak ada solusi lain kecuali dengan kembalinya umat Islam kepada ajarannya yang murni, cuci tangan dari segala bentuk idiologi yang bertentangan dengan syari’at Islam dan juga dari segala pemikiran yang mencoba memutarbalikan fikrah Islam.

Secara rinci juga beliau mengajak kaum agar kembali kepada prinsif-prinsif Islam yang universal ;

Pertama: Memperbaharui pemahaman ‘laa ilaaha illallah Muhammadurrosulullah’ sebagaimana pemahamannya rosulullah dan para sahabatnya. Dan sering dimisasumsikan bahwa kalimat itu sekedar sebuah ucapan yang tidak ada tuntutan dan taklif yang harus direalisasikan.

Kedua: Memperbaharui pemahaman Ibadah. Bahwa ia memilik arti yang universal dan gradual, dan tidak hanya symbol-simbol ritual yang mengatur hidup dan mati. Akan tetapi memiliki arti yang luar, baik dien atau daulah, dan antara dien dan hubungan social, ekonomi, politik dan tsaqofah.
Ibadah adalah aqidah, syari’ah dan aturan hidup manusia. Dalam firmanNya,’ Katakanlah:"Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupki dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, (163) tiada sekutu baginya;dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al-An’am; 162-1163).

Ketiga: Membina kader muda berlandaskan bimbingan syar’i. Yang ini merupakan jalan yang benar yang telah ditempuh oleh generasi pertama.

Keempat: Melempar jauh pemikiran-pemikiran jahiliyah modern, membantah semua isu-isu jahat yang mereka publikasikan sehingga nampak kesesatan yang mereka bawa. Kemudian menghadirkan solusi terbaik yaitu pemahaman islam yang lurus.

Kelima: Menjalin tali persaudaraan antara sesama muslim. Dan membebaskan dari batasan-batasan jahiliyyah berupa kelompok atau negara. Seorang muslim telah menjadi saudara bagi muslim yang lain walau dimana pun ia tinggal. Daar islam adalah semua tempat muslim di semua penjuru dunia.

Keenam: Merealisasikan permusuhan terhadap musuh-musuh Allah ; orang-orang kafir, musyriqien, munafiqien, dan orang – orang yang berani keluar dari idiologi Islam. Karena sesungguhnya tidak boleh berkumpul dalam diri seorang mukmien kecintaannya terhadap orang mukimin dan kecintaan terhadap orang-orang kafir. Dalam firmanNya,’ Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka’. (QS. Al-Mujadilah; 22)

Ketujuh: Meyakini tabi’ah permusuhan antara wali-wali syaithon dan wali-wali Allah. Permusuhan ini abadi semenjak diciptakannya Adan as hingga akhir zaman. Dua kelompok ini selama-lamanya tidak akan berjalan dalam satu rell yang sama karena wali Allah menghendaki manusia beribadah hanya kepada Allah saja dan yang satu menghendaki manusia beribadah kepada thogut dan memerangi orang-orang mukmin sebagai bentuk perlawanan atas idiologinya.

Kedelapan: Merenungi kembali dan meyakini akan dekatnya pertolongan Allah ta’ala, sebagaimana janjinya,’sungguh kalian akan membunuh orang-orang Yahudi sehingga batu-batu pun mengatakan,’wahai muslim, inilah orang yahudi dibelakangku, bunuhlah dia’.

MENUJU KEBANGKITAN ISLAM
Berbicara tentang kebangkitan Islam tidak terlepas dari histories generasi salafussolih yang telah menggariskan kejayaan Islam di permulaan abad hijriyah. Banyak kejadian dan peristiwa luar biasa kelihatannya dan sukar untuk diterangkan dengan hukum sosial dan evolusi. Yang pada saatnya, ia dapat menerobos maju untuk menggulingkan dan menaklukan Imperium Romawi dan Persia. Dua negara adidaya yang tiada terkalahkan waktu itu.

Kabilah-kabilah itu, yang baru saja muncul dari tahap perkenalan, rupanya tiada silau menghadapi kehebatan kedua raksasa besar yang membagi dua kekuasaan dunia. Mereka tidak terbendung oleh keahliannya dalam soal kemiliteran, persenjataan yang cukup lengkap dan perlengkapan yang maha sempurna.

Boleh dikata dalam setiap pertempuran dan penaklukan, kabilah-kabilah arab itu mendapat kemenangan. Dan dalam tempo yang tidak lebih dari lima puluh tahun, dari puing runtuhnya kedua raksasa itu, mereka muncul sebagai kekuatan yang maha berkuasa dalam sejarah. Ini merupakan keajaiban sejarah yang tiada mudah dimengeri dan sukar buat diterangkan.

Sejarah itu ternyata berulang kembali, Afganistan sebuah negara miskin yang bemayoritaskan muslim mampu memukul mundur pasukan beruang merah Uni Soviet. Kecanggihan persenjataan dan kekuatan militer yang dibanggakannya tidak mampu untuk membendung semangat jihad suci Afghanistan. Keimanan yang mereka miliki yang ditopang dengan persenjataan alakadarnya ternyata telah mengantarkan untuk meraih kemenangan. Seakan ini merupakan sebuah keajaiban yang sulit untuk dimengeri.

Dengan demikian runtuhlah komunisme sebagai lawan dari kapitalisme, yang ditandai dengan kekalahan yang diraih oleh Uni Soviet dalam perang selama sepuluh tahun melawan Afghanistan. Maka kapitalisme yang dipresentasikan oleh negara Amerika Serikat otomatis tidak lagi memiliki pesaing yang signifikan. Namun apakah berarti berhenti sampai di situ adanya perseteruan idiologi besar di dunia ini?. jelas kemudian Islamlah menjadi sosok pesaing samawi (baca:idiologi yang turun dari langit) pascajatuhnya komunis.

Sehingga mantan sekjen NATO, Willy Claes, menyatakan bahwa islam militer dewasa ini merupakan ancaman strategi bagi Barat yang kedudukannya sama seperti komunisme dalam masa kejayaan Uni Soviet.

Hari ini Amerika sudah gencar membombardir negeri yang dulu pernah memporakporandakan kekuatan beruang merah Uni Soviet. Dengan terpaksa pasukan Ini mengundurkan diri karena tidak tahan dengan serangan balik kabilah-kabilah Afghan yang memang tidak menginginkan negerinya dijajah oleh Uni Soviet dan kapitalis Amerika. Maka sangat memungkinkan bahwa arogansi Amerika terhadap negeri suci Afghanistan itu merupakan pertanda kehancuran Amerika diambang pintu.

Permusuhan Amerika terhadap umat Islam dibuktikan dengan kesepakatan negara-negera kafir untuk menghabiskan semua teroriesme di berbagai penjuru dunia. Keberhasilan Bush menghimpun berbagai kalangan membuktikan akan keseriusannya dalam memusuhi umat Islam.

Dr Hamid Abdul Majid Quwaisy, dosen Fakultas Ilmu Politik Universitas Kairo dan dosen terbang Ilmu Politik Universitas London, mengidentifikasi beberapa hal berikut ini. Secara global, regional dan struktural dunia Islam dapat digeneralisasi dalam empat tantangan primer sebagai berikut:
Pertama, hegemoni AS dan Barat: Dengan keberhasilan AS menggelar perang terbesar di awal milinium ketiga di Afghanistan, negara ini telah terang-terangan turut mencampuri urusan internal negara-negara lain. Kedua, Persoalan entitas Zionis: Entitas Zionis memiliki persepsi dan strategi permanen dalam berinteraksi dengan berbagai persoalan regional. Ketiga, interaksi pergerakan Islam dengan pemerintah. Karena sebagian besar pemerintahan setempat --dengan tingkatan yang berbeda-beda -- merupakan batu sandungan paling besar dan ''musuh utama'' derap langkah pergerakan Islam kontemporer. Dan keempat, informasi dan globalisasi.

Semua tantangan riil yang dihadapi umat secara umum di atas, menurut pemikir Islam Mesir, Mushtafa Masyhur, berpulang pada tidak adanya peradaban yang Islami sebagai frame yang meregulasi dinamika kehidupan umat. Tepatnya adalah peradaban yang berdasarkan pada kitab suci Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW yang tidak kenal sekat teritorial.

Maka saya katakan (penulis red), bahwa kembalinya umat Islam kepada universalitas Islam merupakan solusi alwahid (satu-satunya solusi) untuk mencapai kemenangan dan pertolongan yang telah Allah janjikan. Tegaknya kekholifahan yang sesuai dengan kenabian diatas muka bumi itu pasti terjadi karena sudah dinashkan Oleh Allah ta’ala. Dalam konteks ini, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana umat Islam dapat memenuhi semua tuntutan dan konsekwensi yang telah Allah gariskan, yang selama ini telah sirna dan hilang bersamaan dengan banyaknya musibah dan kehinaan yang dirasakan umat Islam. Wallahu a'lam bishawab

Referensi :
Abdul Majid az-Zandany, Al-Iman, Makah Mukarromah, Maktabah Tijariyah.
Professor M. A. Enam, Detik-detik Menentukan Dalam Islam, Surabaya, PT Bina Ilmu, Cet.1, 1983.
Muhammad bin Sa’id Alqohthony, Alwala’ Walbaro’, Darut-toyyibah.
Muslim bin Alhajjaaj Abu Hasan Alqushoiri AnNaisaburi, Sohih Musliem, Beirut, Darun Nasr.
Ali bin Abi Bakar AlHaitsami, Majma’ujjawaa’id, Beirut, Darun Nasr.
Sulaiman bin Alasy’ats Abu Daud Assajastani Al-Azdy, Sunan Abi Daud, Daarul Fikr.
Media Dakwah, Sya’ban 1422 H.
Republika, Kamis, 21 Maret 2002

0 komentar:

Posting Komentar