Minggu, 12 Juni 2011

Renungan Buat Seorang Anak


Pada malam itu, Ratna bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ratna segera pergi meninggalkan rumah tanpa membawa apa pun. Entah apa sebabnya kok bisa terjadi peristiwa seperti itu.

Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang, walaupun hanya sepeser pun. “Saya nanti beli makan pakai apa ya,” gumam Ratna dalam hatinya.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah Rumah Makan, dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia pun ingin sekali memesan sepiring nasi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik Rumah Makan melihat Ratna berdiri cukup lama di depan etalasenya, lalu bertanya, “Nona, apakah kau ingin sepiring nasi?” “Tetapi, aku tidak membawa uang,” jawab Ratna dengan malu-malu.
“Tidak apa-apa, aku akan memberimu sepiring nasi,” jawab pemilik Rumah Makan. “Silahkan duduk, aku akan menghidangkannya untukmu.” Makasih pak, jawab Ratna.
Tidak lama kemudian, pemilik Rumah Makan itu mengantarkan sepiring nasi dengan lauk pauknya. Ratna segera makan dengan nikmatnya dan kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa Nona?” tanya pemilik Rumah Makan.
“Tidak apa-apa. Aku hanya terharu,” jawab Ratna sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberiku sepiring nasi! Tapi,…. Ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Bapak seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku, begitu baik denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri,” katanya kepada si pemilik Rumah Makan.

Pemilik Rumah Makan itu setelah mendengar perkataan Ratna, menarik napas panjang, dan berkata, “Nona, mengapa kau berpikir seperti itu?. Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu sepiring nasi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak makanan untukmu saat kau masih kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Mengapa kau lupakan ribuan kebaikan yang telah kau dapat darinya. Dan kau malah bertengkar dengannya.”
Ratna terhenyak mendengar hal tersebut.
“Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk sepiring nasi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang telah memasak makanan untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihakan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.”
Ratna menghabiskan nasinya dengan cepat. Lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.

Sambil berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkannya kepada ibunya. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengatakan, “Ibu,maafkan aku, aku tahu bahwa aku bersalah.”
Begitu sampai di depan pintu, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas, karena telah mencarinya ke semua tempat. Ketika ibunya melihat Ratna, kalimat pertama yang keluar dari mulut ibunya, “Ratna, cepat masuk, ibu telah menyiapkan makan malam untukmu dan makanan itu akan menjadi dingin jika kau tidak segera mamakannya.”
Ratna sangat terharu melihat kasih ibunya yang begitu besar kepadanya, ia tidak dapat menahan air matanya dan ia menangis di hadapan ibunya.
Sekali waktu, mungkin kita akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikannya kepada kita. Tetapi, kepada orang yang sangat dekat dengan kita, khususnya orang tua kita, pernahkah kita berpikir untuk berterima kasih kepada mereka yang telah merawat, membesarkan, mendidik dan melimpahkan kasih sayangnya kepada kita???.

Adik-adik yang ku sayangi dan ku cintai, apakah pantas kita membentak-bentak orang tua kita, padahal mereka selalu mencurahkan segala kekuatannya demi kita, banting tulang, mandi keringat hanya untuk mencari sesuap nasi saja. Pengorbanan begitu besar, mari kita balas dengan berbakti kepada mereka.

Mudah-mudahan bermanfaat goresan pena yang sedikit ini………………..
Read More..

Ayah....Maafkan aku...


Buat semua yang telah menjadi orang tua dan atau calon orang tua.... Ingatlah....semarah apapun, janganlah kita bertindak berlebihan... Sebagai orang tua, kita patut untuk saling menjaga perbuatan kita especially pada anak2 yg masih kecil karena mereka masih belum tahu apa2.
Ini ada kisah nyata yg berjudul "Ayah, kembalikan tangan Dita........."

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" ....

Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ...kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.

Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah. "Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah.. sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tdk akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?... Bagaimana Dita mau bermain nanti?... Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, " katanya berulang-ulang.
Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf.

Read More..

Senin, 14 Februari 2011

Methode dakwah Rosul selama berada di Madinah

Langkah pertama yang ditempuh oleh Rosululloh saw ketika beliau berada di Madinah ialah membangun Masjid Nabawi. Sekalipun orang-orang Anshor bukan termasuk orang-orang kaya, tetapi setiap orang diantara mereka berharap agar Rosululloh saw singgah di rumah mereka. Tidaklah setiap rumah yang dilalui unta beliau melainkan mereka pasti memegang tali kekang sambil memita agar beliau berkenan singgah dirumah, namun beliau bersabda, “berilah jalan pada unta ini, karena ia adalah unta yang diperintahkan.” Akhirnya dibangunlah masjid dimana unta tersebut menderum, tepatnya di tanah milik Bani An Najjar, yang ternayata masih terhitung paman beliau.Beliau sendiri ikut dalam pembangunan masjid tersebut, sebagi bentuk taulada secara menyeluruh bagi para sahabat dari kaum Muhajirin dan Anshor. Serta menyatukan hati mereka, yang mana mereka memilki latar belakang yang bebeda-beda sebelum mereka memeluk agama islam, Terkhusus kaum Aus dan Khazroj, yang senatiasa bermusuhan sebelum datang islam. Namun setelah dibangunya masjid Nabawi, Bahkan bukan hanya sebagi tempat untuk mendirikan sholat lima wakut, namun menjadi markas bagi kaum muslimin secara keseluruhan guna untuk pertemuan, menimba ilmu dari Rosul. serta digunnakan sebagai tempat perkumpulan dari berbagai kabilah untuk menyatukan mereka yang masih memiliki kebiasan-kebiasaan jahiliyah.

Periode Madinah sendiri terbagi menjadi 3 tahapan yang dilalui Rosululloh saw :

Pertama, tahapan masa yang banyak diwarnai dengan guncangna dan cobaan, rintangan yang muncul dari dalam. Sementara musuh dari luar menyerang Madinah untuk menyingkirkan para pendatang.

Berbagai masalah yang dihadapi Rosululloh saw berkaitan dengan para sahabat, dengan kondisi Madinah yang berebeda dengan Makkah. Mereka saling berpencar diberbagai keluarga, ditekan, dilecehkan dan diusir. Sementera pada saat itu Madinah bereada dibawah kekuasaan mutlak berada ditangan Rosululloh dan para sahabatnya. Sudah saatnya Rosululloh untuk membangun masyarakat islami, yang berebeda dengan masyarakat jahiliyah disepanjang periode sejarah.

Akhirnya Rosululloh saw mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshor, yang berjumlah sekitar 90 orang yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshor yang berada di rumah Anas bin Malik. Bentuk persaudaran yang dibangun Rosululloh saw membuahkan hasill yang menyenagkan dan Bahkan mereka sampai memberikan harta warisan antara satu dengan yang lainya sampai terjadinya perang Badar. Setelah turunya surat Al Anfal ayat 75 maka terhapuslah hukum saling mewarisi karena persaudaran dan diubah dengan perwarisan antar saudara.
Dari sinilah mulai hilangnya ta’asub, fanatisme kesukuan yang telah mereka praktikan selama masa jahiliyah. Didalam islam tidak mengenal kenegaraan, warna kulit, kesukuan. Maka tumbuhlah dibenak mereka persaudaranan yang bernar-benar terjalin diantara mereka.
Disisi lain juga ada orang-orang musyrikin yang menetap dibeberapa kabilah yang mereka tidak mampu untuk berkuasa atas kaum muslimin. Tak seberapa lama mereka akhirnya masuk islam. Namun diantara mereka ada yang memiliki dendam kesumat terhadap Rosululloh saw, akan tetapi mereka tidak berani mengungkapkanya. Bahkan mereka terpaksa menampakan kecintaan dan kesukaan mereka pada kaum muslimin karena bebearapa pertimbangan.
Dan diantara methode dakwah yang dilakukan Rosululloh saw ketika beliau berada di Madinah, maka Rosululloh saw memcoba mendakwahi orang-orang yahudi Madinah melalui abdulloh bin Salam, salah seorang pembesar Yahudi Madinah. Namun tatkala beliau mendengar jawaban yang diutarankan Rosululloh saw lantas Abdulloh bin Salam masuk islam.
Sedangkan dari luar Madinah sendiri kekuatan terbesar yang memusuhi kaum muslimin yaitu dari pihak kaum kafir Quraisy. Mereka telah memiliki pengalaman selama 10 tahun dalam memusuhi kaum muslimin. Segala cara telah mereka lakukan mulai dari tekanan, penyiksaan, intimidasi, pemboikotan, kesewenang-wenangan sudah mereka lakukan.

Dalam hikmah dan kepemimpinan yang begitu cemerlang Rosullulloh saw berhasil memancangkan masyarakat yang baru, fenomena inilah yang memberikan pengaruh sepiritual yang besar bagi setiap anggota masyarakat, karena mereka menjadi pendamping Rosululloh saw.

Setelah terbangun masyarakat yang baru dengan segala kelebihan yang ada dan pembinaan serta pembelajaran Rosululloh serta kondisi Madinah pada saat itu rawan, yang mengancam eksistensi muslim Madinah, terutama bersumber dari orang-orang kafir Makkah yang tidak henti-hentinya mereka manggangu kaum muslimin.

Begitu juga dengan datangnya surat dari penduduk kafir Makkah yang mengatakan pada kaum muslimin Madinah “kalian jangan berbangga dulu karena kalian telah berhasil meninggalkan kami menuju Yatsrib. Kami akan datang kepada kalian untuk memberangus kalian semua dan memberangus ladang-ladang kalian dari tengah-tengah negri kalian sendiri.” Akhirnya Alloh menurunkan ayat yang mengizinkan kaum muslimin untuk berperang, yaitu surat Al Hajj : 39
Setelah diizinkanya untuk berperang tentunya Rosululloh tidak menyiayiakan kesempatan ini.
Beliau memulai dengan kegiatan militer dan mengirim mata-mata, guna mengetahui dan memahami lebih lanjut jalan-jalan yang berada disekitar Madinah, serta menunjukan pada orang-orang musyrik yang berada disekitar Madinah akan kekuatan kaum muslimin.

Setelah kaum kafir Quraisy mengetahui akan eksistensi kaum muslilmin yang berada di Madinah. Terbukti dengan banyaknya ekspedisi yang dilakukan kaum muslimin membuahkan hasil yang begitu memuaskan. Disertai dengan gencatan senjata dan perjanjian Hudaibiyah merupakan awal babak baru dalam kehidupan kaum muslimin.

Kedua, tahapan masa perdamaian dengan para pemimpin paganisme, yang berakhir dengan fathul makkah pada bulan ramadhan 8 H.
Dengan mundurnyan Quraisy dari kancah peperangam memilih jalan damai, maka salah satu sayap yang dimilki musuh telah patah dan terkoyak (Quraisy, Ghotofan, Yahudi), sebagai figur paganisme pemimpin diseluruh Jazirah Arab sudah tidak lagi mempedulikan kebangganya.
Dengan diadakanya gencatan senjata, memberikan kesempatan kaum muslimin untuk melakukan penyebaran dakwah. Semangat kaum muslimin berlipat ganda dalam memperluas jarian dakwah sebagi mana semangat mereka dalam aksi militer.

Penaklukan Makkah
Ibnu Qoyim berkata : “ini penaklukan terbesar yang denganya Alloh memuliakan islam, Rosul, para prajurit dan pasukan yang dapat dipercaya, dengan penaklukan ini pula mereka dapat menyelamatkan negri dan rumahnya. Yang telah dijadikan petunjuk bagi alam semeta, menyelamatkan dari cengkraman tangan orang-orang kafir munsyrik. Ini merupakan penaklukan sekalligus kemenangan yang telak dikabarkan dari langit yang kemudian manusia masuk kedalam agama islam secara berbondong-bondong, sehingga wajah bumi berseri-seri memancarkan cahaya kecerianan

Ketiga, tahapan masuknya manusia kedalam islam secara berbondong-bondong, yaitu masa datangnya para utusan dari berbagai kabilah dan kaum ke Madinah. Setelah sekian lama terjun dalam kancah medan dakwah dan jihad, serta melewati kesulitan, ujian, kegundahan, keguncangan. Penaklukan makkah merupakan hasil paling penting yang diraih kaum muslimin. Serta runtuhnya simbol peganisme secara total, karena itu masyarakat arab mengetahui mana yang haq dan mana yang batil serta tidak diselimuti keragu-raguan.
Wallohu ‘alam bishowab.(Nurrahman)
Read More..