Jumat, 13 Agustus 2010

REFERENSI ILMU PENGETAHUAN

Bumi yang kita pijak, bulan yang bercahaya di malam hari dan matahari yang memancarkan sinarnya menerangi dunia merupakan bagian terkecil dari alam semesta. Galaksi Bimasakti ( Milky Way ) tempat keluarga matahari berada merupakan salah satu dari bermilyar-milyar galaksi yang ada. Bintang-bintang berkilauan tanpa batas, bergabung dengan milyaran kelompok-kelompok galaksi hinggga super galaksi bergerak mengikuti hukum-hukum Nya. Membaca alam ciptaan Nya adalah membaca ayat-ayat Nya. Perhatikan alam ciptaan Nya, perhatikan sekali lagi, apakah ada celah kecacatan dalam ciptaan Nya? Apakah alam semesta ini tercipta dengan kebetulan atau dengan sendirinnya ada? Semua berjalan dalam keteraturan yang dibentuk oleh sebuah Kecerdasan yang Paling Tinggi. Kecerdasan yang juga menciptakan kecerdasan manusia. Sains mengungkapkan bahwa alam semesta ini tidak terjadi secara kebetulan “ Tuhan tidak bermain dadu” , kata Albert Einsten seorang ahli ilmu fisika pemenang hadiah Nobel. Semua berdasarkan perhitungan, ukuran dan perencanaan yang matang, tak lain Allah lah Sang Arsitek Kehidupan.

Seperti halnya alam semesta yang diciptakan Nya dalam keseimbangan yang menakjubkan, tanpa cacat, tanpa cela dan dalam ukuran yang tepat, demikian juga dengan Al Qur’an. Al Qur’an merupakan Kalam Allah yang diturunkan kepada Khotamul Anbiyaa’ melalui Ruhul Amin. Al Qur’an yang merupakan sumber utama agama islam, isi kandungan Al Qur’an berlaku untuk sepanjang waktu maka ia harus relevan dengan segala zaman. Karena isinya yang harus relevan dengan segala zaman maka tak sedikit pula orang – orang yang tidak suka dengan Al Qur’an dan para penentangnya mencoba untuk menjatuhkan kemulian Al Qur’an dengan mengatakan bahwa Al Qur’an adalah kitab kuno peradaban bangsa arab yang terbelakang dan ketinggalan zaman dan juga mereka berusaha untuk membuat tandingan yang serupa dengan Al Qur’an, namun usaha mereka tak pernah membuahkan hasil. Seindah-indahnya syair yang mereka buat tak akan pernah menandingi Al Qur’an yang merupakan maha karya kesusastraan terbaik yang ada di muka bumi ini. Allah menjamin keterpeliharaan Al Qur’an dan janji Allah adalah pasti.
إنا نحن نزلنا الذكرى و إنا له لحافظون
“ Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (Al Hijr: 9 )

Al Qur’an merupakan referensi ilmu pengetahuan akan tetapi Al Qur’an bukan lah buku sains, tetapi kitab yang mengandung tanda-tanda, yaitu ayat-ayat Allah. Ada lebih dari enam ribu tanda di dalam Al Qur’an yang seribu diantaranya berkaitan dengan sains. Tak sedikit para ilmuan zaman modern tercengang bahkan terkagum-kagum ketika mendapati hasil riset mereka yang sesuai dengan Al Qur’an. Fakta-fakta ilmiah yang disebutkan dalam Al Qur’an tidak berkaitan dengan kemajuan bangsa-bangsa Arab dalam astronomi. Yang terjadi justru sebaliknya, bangsa-bangsa Arab maju dalam astronomi karena astronomi sudah termuat di dalam Al Qur’an. Ahli fisika perbintangan menjelaskan, bahwa penciptaan alam semesta berawal dari ledakan yang dahsyat atau dikenal dengan teori “Bing Bang”. Menurut teori Bing Bang, alam semesta pada awalnya adalah sebuah masa gas yang besar ( Nebula Primer ). Lalu terjadilah sebuah ledakan dahsyat yang menghasilkan pembentukan banyak galaksi. Kemudian terbagi, sehinggga terbentuk bintang-bintang, matahari, bulan dan sebagainya. Asal-usul alam semesta sangatlah unik dan tidak mungkin terjadi secara kebetulan.
أو لم يرى الذين كفروا أنّ السماوات و الأرض كانتا رتقا ففتقنا هما و جعلنا من الماء كل شيئ حى أفلا يؤمنون
“ Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu hidup. Maka mengapa mereka tidak beriman? “ ( Al Anbiya’ : 30 )
Kesesuaian yang mengejutkan antara ayat Al Qur’an dengan teori Bing Bang tidak bisa dipungkiri ! Bagaimana mungkin, sebuah kitab yang pada awalnya muncul di padang pasir Arab 1.400 tahun yang lalu bisa memuat kebenaran sedalam itu? Ini adalah satu dari banyak analisa Al Qur’an yang sejalan dengan sains modern.

Al Qur’an juga telah mengungkap kebenaran dirinya sendiri, salah satunya dalam bentuk keseimbangan matematika. Susunan Al Qur’an yang terdiri dari 114 surat, 30 juz, 6236 ayat dan lain sebagainya semuanya menjadi bagian system pengamanan ( kiptografi ) tercanggih yang tidak ada satupun makhluk mampu membuatnya apalagi menandinginya. Layaknya sebuah internet, bilangan-bilangan dalam Al Qur’an diumpamakan seperti IP ( Internet Protocol ) Address yang mengajak kita untuk surfing dari suatu “wahana” ilmu pengetahuan ke “wahana” lainnya yang amat menakjubkan. Membuka tabir-tabir yang menurut pandangan relatifitas manusia memiliki nilai-nilai paradoks dan terkesan kontradiktif, menuju sebuah cakrawala keteraturan dan keseimbangan ilmu Alllah yang tak bertepi. Betapa sebuah huruf dalam Al Qur’an mengajak kita berkeliling dari dimensi sejarah dan peradaban sebelumnya hingga era digital saat ini. Sementara para ahli kiptografi hingga detik ini masih sibuk dengan berusaha mencari berbagai macam cara agar keamanan datanya terjamin dengan aman dan bebas dari gangguan para hacker dengan system keamanan berlapis. Al Qur’an sejak 14 abad yang lalu telah membuktikannya dengan sebuah system proteksi yang teramat rumit dengan factor-faktor bilangan prima di dalamnya hingga digit yang tidak terhingga. Demikian juga angka 0 (nol ) yang merupakan cikal bakal revolusi ilmu pengetahuan khususnya computer ternyata disebutkan secara nyata dalam bentuk keganjilan komposisi kalimat basmalah. Semuanya terbuka melalui sebuah public key ( kunci public ) bilangan 19 seperti dinyatakan dalam surat Al Mudatsir ayat 30-31. Dan rahasia keseimbangan semakin terbuka lebar ketika bilangan prima muncul dalam komposisi Al Qur’an. Bilangan-bilangan itu terus berhamburan mengungkapkan kebenaran Al Qur’an yang pada akhirnya bermuara pada Tauhid. Subhanallah !! Tak akan ada yang mampu untuk mencari celah-celah kelemahannya meski sekecil apapun, Al Qur’an diturunkan dan dijaga oleh Yang Maha Memelihara melalui bala tentaranya dalam bilangan-bilangan yang tak terhingga.

Mari kita renungi kembali isi Al Qur’an, Al Qur’an yang kita baca saat ini merupakan hasil dari tulisan Qolam.
ن , و القلم وما يسطرون
“ Nuun, demi Qolam dan apa yang mereka tulis” ( Al Qolam :1 )
Apa yang Qolam tulis dijelaskan Allah dalam hadist Qudsi, yaitu “ Menulis segala ketentuan-ketentuan tentang segala sesuatu hingga terjadinya hari kiamat “
Semua ilmu pengetahuan yang ada di langit dan di bumi, sejak Allah menekan tombol enter “ Kun Fayakun “ hingga hari kiamat sesungguhnya merupakan tulisan Qolam atas perintah dari Yang Maha Memiliki Ilmu, Allah Subhanahu wa ta’ala. Sehingga wahyu pertama, Iqra’…bacalah, merupakan perintah kepada Nabi Muhammmad untuk membaca alam semesta beserta isinya, membaca dalam konteks melihat, memperhatikan, memikirkan, merenungi menggunakan akal yang kesemuanya dibatasi dalam wilayah “ Atas nama Robb yang menciptakan”. Membaca apa yang Qolam tulis dalam bentuk ketentuan-ketentuan, hukum sebab akibat, ukuran-ukuran, perhitungan-perhitungan yang tersimpan di dalam pusat database alam semesta yaitu Ummul Kitab, Al Lauh Al Mahfudz. Jadi sudah jelas bahwa Al Qur’an merupakan rujukan ilmu pengetahuan modern yang paling relevan sepanjang zaman. Al Qur’an memuat aturan-aturan hidup yang lengkap bagi individu maupun masyarakat. Albert Einsten mengatakan “ Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang, dan agama tanpa ilmu adalah buta “. Segala puji bagi Allah, cara hidup dengan Al Qur’an yang merupakan Kitab Suci agama islam jauh lebih unggul dibandingkan dengan isme-isme yang telah ditemukan oleh manusia modern karena keengganan mereka semata. “ Wallahu a’lam bishawab.

0 komentar:

Posting Komentar