Jumat, 17 September 2010

TIPS MENJAGA LIMA WAKTU SHALAT


Manusia memang boleh berharap dan berencana tentang apa saja dalam kehidupan di dunia ini. Tetapi Allah jualah yang menentukan hasil akhirnya. Ini berlaku bagi siapa saja. Betapa seluruh harapan yang kita usahakan, harus ada ruang yang kita sediakan untuk Allah. Sebuah ruang gelap berupa kehendak Allah, yang berada di luar kuasa kita.Di ruang ini, kita hanya bisa menyikapi dengan cara berdo’a, berharap dan bertawakkal kepada-Nya. Di ruang ini pula, setiap orang harus menutup semua gelora optimisnya pada setiap ikhtiar yang dilakukan dengan kata “semoga” atau “mudah-mudahan”. Persis seperti seorang ibu yang melepas anaknya ke ruang ujian. Ia tahu anaknya sudah rajin belajar. Tetapi ia harus tetap mengatakan, ”Mudah-mudahan engkau berhasil, Nak!”

Tips berikut ini adalah rencana sekaligus harapan agar shalat tetap terjaga di saat kesibukan yang tak terhingga. Karena bagaimanapun tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat kecuali saat dating haidh dan nifas. Tidak selainnya.

1. Hadirkan dalam hati bahwa ibadah shalat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan dan termasuk amal perbuatan manusia yang pertama kali dihisab (diperhitungkan) pada hari Kiamat, sehingga kita akan melaksanakan shalat sebaik-sebaik shalat agar kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung saat penghisapan pertama kali di Akhirat.

2. Jika kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada menit-menit berikutnya, apatah lagi kita tidak tahu apakah menit berikutnya kita masih hidup?, maka hadirkan dalam hati bahwa shalat yang kita kerjakan pada saat ini adalah sebagai shalat terakhir kita di dunia.

3. Hadirkan dalam hati bahwa perbuatan dosa yang kita lakukan seperti kelalaian dalam menyambut seruan-Nya, kedurhakaan, kufur nikmat dan dosa-dosa lainnya sudah memenuhi langit dan bumi, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa tersebut kecuali rahmat Allah yang kita harapkan. Maka hadirkan dalam hati kita bahwa shalat yang akan kita kerjakan adalah shalat terakhir kita yang diharapkan dapat menghapus dosa-dosa yang pernah kita lakukan.

4. Tanamkan dalam hati bahwa hari-hari setelah kematian kita adalah hari-hari yang sangat mengerikan sebelum datangnya hari Kiamat. Hadirkan dalam hati, semoga shalat yang kita kerjakan sebagai amal sholeh yang diterima dan sebagai syafa’at di alam kubur dan di hari kiamat nanti. Apakah sholat kita yang terakhir ini akan kita sia-siakan?

5. Perbanyak dzikrullah di waktu-waktu yang luang. Seperti istighfar, tasbih, tahlil, tahmid dan dzikir ma’tsurat lainnya. Jika baju yang kotor lebih layak untuk dibersihkan, sebelum diberi wewangian atau perhiasan lainnya, maka jiwa yang berdosa lebih layak untuk memperbanyak taubat dan istighfar agar hati menjadi lunak dan lembut menerima setiap kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Diantara kebenaran yang datang dari Allah adalah perintah shalat!

6. Pahami dan pelajari tentang tata cara shalat baik rukun dan syarat-syarat sahnya shalat. Memahami setiap bacaan shalat akan dapat membantu kita dalam melaksanakan shalat yang khusyu’. Bagaimana pendapat kita jika seseorang berkomunikasi di hadapan seorang raja sedangkan ia tidak memahami apa yang ia ucapkan? Dapatkah ia mendapatkan keridhaan raja atau hukuman?

7. Jaga perut agar tidak terlalu kenyang atau lapar. Perut yang kenyang menyebabkan kantuk, sedangkan perut yang lapar akan hilang konsentrasi.

8. Selesaikan segala urusan yang akan menganggu kekhusyukan shalat 1 jam atau kurang, sebelum shalat dimulai atau ditunda terlebih dahulu.

9. Pakailah pakaian atau mukena yang terbaik untuk shalat, yang bersih dari kotoran dan najis serta gambar-gambar yang bernyawa.

Semoga dengan sedikit kiat ini akan membawa kebaikan kepada muslimah yang tengah berkarir. Ia tidak tersibukkan dengan pekerjaannya dan melupakan shalatnya.
Saudariku, ketahuilah, bahwa shalatmu lah yang akan pertama kali dihisab oleh Allah Ta’ala, dan bukan karir atau tanggung jawab mencari nafkah. Karena mencari nafkah telah Allah wajibkan pada suamimu.

Kerjakanlah shalat di rumahmu, karena itu yang terbaik bagimu. Dalam hadits disebutkan, ketika istri Abu Humaid As-Sa’idi datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menyatakan: “Wahai Rasulullah aku senang shalat berjamaah bersamamu.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sungguh aku tahu engkau senang shalat jamaah denganku. Namun shalatmu di ruang yang khusus yang ada di rumahmu lebih baik bagimu daripada shalatmu di kamarmu. Shalatmu di kamarmu lebih baik daripada shalatmu di rumahmu. Shalatmu di rumahmu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu. Dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik daripada shalatmu di masjidku.”

1 komentar:

Unknown mengatakan...

terimakasih tipsnya, ternyata banyak cara untuk menjaga waktu sholat, termasuk dengan menggunakan jam digital sholat .

Posting Komentar